LABUHA – Sentral Mahasiswa Merdeka (SETMAR) Maluku Utara (Malut), mendesak pihak Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan pihak Inspektorat Halmahera Selatan (Halsel), agar menginvestigasi serta periksa Kepala Desa Ngute- Ngute Kecamatan Kayoa Selatan, terkait dengan masalah pembangunan yang diduga tidak punya kejelasan anggaran nya lantaran tidak dibuatkan papan informasi Pembangunan. Rabu, (03/08/2022).
Desakan itu bermula, ketika Kepala Desa Ngute-Ngute Muin Abdurahim memberikan keterangan ke salah satu media online berkaitan dengan pihaknya (Kades) membutuhkan anggaran sebesar 600 juta agar dilanjutkan kembali pembangunan jembatan.
Ardiyanto Ajid, Ketua Umum SETMAR Malut, kepada media ini Rabu (03/08/2022) mengatakan, di Desa Ngute-ngute Kecematan Kayoa Selatan Kabupaten Halmaherasa Selatan (Halsel), terdapat beberapa pembangunan yang diduga memakai anggaran tahun 2021 hingga kini sudah memasuki Tahun Anggaran baru 2023 pun belum diselesaikan, tak hanya itu, dirinya juga mengaatakan bukan hanya jembatan yang menjadi persoalan nya, tetapi ada dua pembangunan seperti pembangunan Lapangan Volly Ball dan Jalan Tani.
“Saya kaget, pada saat mendapatkan dan baca berita terkait dengan keterangan Kepala Desa Ngute-Ngute yang mengatakan Pihaknya dalam hal ini Pemerintah Desa membutuhkan anggaran sebanyak 600 juta untuk kembali di lanjutkan pekerjaan jembatan yang belum diselesaikan itu.” terangnya.
Ardiyanto meminta agar Dinsperkim Halsel bisa turun juga dalam proses investigasi, karena kata dia, pembangunan jalan tani itu adalah wilayahnya Disperkim maka sudah tentunya pihak disperkim juga harus terlibat dalam investagasi jalan tani tersebut.
“Kami juga meminta Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) agar terlibat dalam investigasi itu. Sebab jalan itu juga bagian dari wilayahnya Disperkim maka otomatis disperkim juga berhak dalam menelusuri ketidak jelasan pembangunan yang di bangun oleh Pemrintah Desa Ngute-ngute. karena sampai saat ini pembangunan itu tidak dibuatkan papan informasi pembangunan nya.” pinta Ketua Umum SETMAR Malut itu.
“Bukan hanya jembatan yang menjadi sorotan kami disini, tetapi terdapat dua pembangunan yang sampai sejauh ini belum juga diselesaikan, padahal anggaran nya sudah keluar. Seperti Pembangunan jalan Tani itu dikerjakan pada Tahun 2021 namun sampai saat ini sudah memasuki Tahun 2023, pembangunan itu belum juga diselesaikan ada apa?. Sama juga seperti Pembangunan Lapangan Volly Ball pun demikian, ditambah lagi. Dua pembangunan yang belum diselesaikan itu tidak ada Papan Informasi Pembangunan nya. Kan itu harus ada sehingga menjadi kejelasan dalam pekerjaan tersebut, seperti Jenis Volume pembangunannya, volume anggran nya, target penyelesaian nya berapa puluh hari atau berapa bulan tapi itu kan tidak ada.” sambung Ardiyanto yang Juga Sebagai Sekretaris Jendral Ikatan Pelajar Mahasiswa Ngute-Ngute (IPMN) itu.
Lebih lanjut, Anto mengatakan, Pembangunan Jembatan 200 meter itu memakai Angaran Desa sebesar 400 juta, dengan jenisn pekerjaan nya Swadaya sesuai dengan keterangan kades ngute – ngute di salah satu media pekan kemrin, sudah tentunya proses pekerjaan tersebut melibatkan masyarakat desa.
“Tetapi kita lihat sekarang, pembangunan nya belum selesai, anggaran nya sudah habis. 400 juta dengan jenis pekerjaan Swadaya tetapi tidak bisa menyelesaikan, padahal swadaya kan kerja sama masyarakat demi kepentingan bersama otomatis saya rasa anggaran 400 juta itu sudah cukup apabila di fungsikan dan di manfaatkan dengan baik oleh Kades”. cetusnya.
Meski begitu, Putera Asal Desa Ngute-Ngute itu mempertanyakan kejelasan anggaran pada dua Pembangunan yang sampai saat ini belum juga di selesaikan itu. Anggaran Pembangunan Lapangan Volly Ball itu sekitar 20 Juta sekian, dan Kejelasan Anggaran Pembangunan Jalan Tani tersebut juga harus di lakukan.
“Saya penasaran dengan anggaran dua pembangunan yang belum di selesaikan itu, kenapa saya katakan begitu, karena bagini. Pembangunan Lapangan Volly Ball dengan total anggaran sekitar 20 juta lebih itu belum di selesaikan, apalagi gegara pembangunan tersebut hingga harus di korbankan Pohon-pohon manggrove di depan Desa. Dan juga kejelasan anggaran Pembangunan Jalan Tani ini karena harusnya papan informasi jenis pembangunan itu terus terpampang di area pemabangunan sampai pembangunan itu diselesaikan baru bisa di copot. Tapi kan jalan tani dan lapangan volly ball itu belum di selesaikan ini kan ngaco”. sebutnya sembari mengatakan, “sudah begitu dia (Kades) butuh anggaran 600 juta lagi.”
Ardiyanto mengatakan bahwa, kades ngute-ngute seperti nya gagal paham dalam sudut pandang pembangunan. Pasalnya kata Ardiyanto, dua pembangunan tersebut sudah di bangun lebih awal jauh sebelum jembatan itu di bangun. Tetapi belum diselesaikannya dua pembangunan itu kades sudah menggiring agar dibangun lagi jembatan.
“Jadi yang satu nya belum selesai di bangun lanjut lagi yang lain, yang lain nya belum selesai, lanjut lagi yang baru.” katanya.
“Pada prinsipnya kami mendesak Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan Inspektorat Halsel agar segera turun dan investigasi dilapangan tanpa adanya Kompromi dari pihak mana pun, kami mahasiswa asal desa ngute – ngute juga bakal turut mengawal, jika terdapat adanya temuan, segerah di proses agar kebenaran bisa terungkap karena ini menyangkut kemaslahatan Masyarakat Desa.” tegasnya
“Apabila pihak pihak terkait tidak juga merespon persoalan itu, saya pastikan bakal melakukan konsolidasi besar-besaran untuk bangun gerakan lebih besar, karena ini menyangkut dengan ketransparansi anggaran Desa yang dipakai dalam pembangunan tersebut. Jadi Pihak BPK Inspektorat dan Disperkim harus turut melakukan investigasi lalu pangil Kades Ngute-ngute sehingga di evaluasi oleh DPMD atau Bupati Halmahera Selatan (Halsel) H. Usman Sidik”. tutupnya Mengenaskan
Penulis : Tim Redaksi | Editor :Tim Redaksi
Discussion about this post